Senin, 11 Februari 2013

Mercusuar dan Kapten yang Keras Kepala

Ada sebuah kisah lama tentang seorang kapten sebuah kapal yang sedang berlayar dalam malam yang gelap dan kelam. Kapten tersebut tiba-tiba memperhatikan sebuah sinar trang langsung didepannya, dan ia tahu bahwa kapalnya sedang ada dalam jalur tabrakan dengan terang itu. Ia bergegas ke radio dan mengirimkan suatu pesan darurat, dengan menuntut kapal tersebut untuk merubah jalurnya sepuluh derajat ke timur.

Beberapa detik kemudian, ia menerima sebuah pesan jawaban. Pesan itu berkata, “Tidak dapat melakukannya. Ubahlah jalur Anda sepuluh derajat ke barat.”

Kapten itu menjadi marah. Ia mengirimkan pesan tidak jelas lainnya. “Aku adalah seorang kapten angkatan laut. Aku menuntutmu mengubah jalurmu.”

Ia menerima pesan kembali beberapa detik kemudian. Pesan itu berbunyi, “Aku adalah kelasi kelas dua. Tidak dapat melakukannya. Ubahlah jalur Anda.”

Kapten itu sekarang sangat marah. Ia mengirimkan sebuah pesan terakhir. Bunyinya, “Aku adalah sebuah kapal perang, dan aku tidak mau mengubah jalurku!”

Ia mendapat pesan pendek sebagai jawaban. Bunyinya, “Aku adalah sebuah mercusuar. Itu pilihan Anda, pak.

Sering kali, kita seperti kapten angkatan laut itu, kita dapat keras hati dan keras kepala. Kita dapat memikirkan semua alasan mengapa kita tidak akan berubah : Mereka sangat menyakitiku, Mereka terlalu bersalah kepadaku, Aku tidak mau mengampuni.

Alkitab merupakan mercusuar pribadi Anda, yang menyinarkan kebenaran dalam kehidupan Anda, dengan mengatakan bahwa Anda harus merubah jalur Anda. Pengampunan adalah sebuah pilihan, tetapi itu buka pilihan lain. Yesus menyatakan dengan cara ini: “Jika engkau tidak mengampuni orang-orang lain, Bapamu di sorga tidak akan mengampunimu.”

Bila Anda memelihara sikap tidak mau mengampuni Anda sedang menuju masalah. Anda ada pada jalan yang menghancurkan. Dan Tuhan sedang memerintahkan untuk mengubah jalur Anda.

ANTARA MENJADI EMAS DAN MENJADI ARANG

Alangkah senangnya jika terlahir sebagai emas yang keberadaannya selalu diidam-idamkan dan dinanti- nanti. Semua orang ingin menyentuhnya, memilikinya dan sangat bangga bila berada di dekatnya karena nilainya
yang amat tinggi. Tak heran jika emas dijuluki sebagai logam mulia, karena kedudukannya yang amat tinggi di mata manusia. Banyak sekali manusia berkelahi memperebutkannya dan bahkan tak jarang sampai saling membunuh.

Adapun terlahir sebagai arang, agaknya kalau dapat akan dihindari oleh setiap insan. Sejak lahir jangankan digendong, disentuhpun tidak karena rasa takut akan terkotori olehnya. Mengenai nilainya, jangankan satu gram, satu karung pun masih banyak orang yang dapat memilikinya. Keberadaannya pun terkadang tidak terlalu
dirasakan.

Namun, semahal-mahalnya emas jika ia berada di lingkungan yang salah dia akan rusak. Emas bila terkena merkuri (air raksa) akan kehilangan nilainya. Emas ketika tersebar dan bercampur dengan tanah tidaklah ada nilainya.

Adapun arang, apabila ia berada di tempat yang sangat dingin, dimana orang sangat membutuhkan kehangatan, nilai sekarung arang jauh lebih berharga dari nilai emas satu bukit.

Dari analogi di atas nampak bahwa lingkungan tempat suatu benda berada dan nilai manfaat keberadaan suatu benda pada lingkungan tersebut merupakan faktor yang penting untuk menilai tingkat manfaat keberadaan suatu benda.

Ada benda lain yang juga dinilai sangat tinggi oleh kebanyakan manusia, yaitu intan. Intan yang jernih dan kokoh, dapat digunakan untuk menghancurkan batu-batuan dan dapat juga digunakan sebagai perhiasan. Jika diteliti lebih lanjut, ternyata unsur pembentuk intan dan arang adalah sama-sama karbon. Keteraturan posisi molekul karbon dalam intan tersebut menjadikannya kokoh dan indah. Hal yang menyebabkan intan jauh lebih mahal daripada arang adalah karena intan sangatlah sulit didapat dan sangat besar manfaatnya walaupun unsure pembentuknya sama-sama karbon.

Dapatkah arang berubah menjadi intan? Jika posisi-posisi molekul karbon dalam arang dipindahkan sehingga menjadi teratur, bukan tidak mungkin arang yang hina dina berubah menjadi intan yang mulia. Namun, hal ini membutuhkan energi yang amat besar. Jadi walaupun unsur pembentuk suatu benda sama, namun keteraturan letak molekul unsur pembentuk dalam suatu benda dapat menyebabkan benda yang satu lebih bernilai dari benda yang lain.

Manusia, sebagai wakil Tuhan di muka bumi, sangatlah diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dengan keberadaanya di atas bumi ini. Tuhan telah memerintahkan kita untuk senantiasa berhijrah.

Berhijrah bukanlah selalu berarti berpindah tempat secara fisik namun hijrah merupakan upaya berkesinambungan untuk dapat menjadi lebih bermanfaat bagi lingkungan tempat manusia tersebut berada.

Jika manusia merasa dirinya kurang dihargai dalam lingkungannya, ada 2 hal yang dapat ia lakukan, pindah secara fisik ke lingkungan yang lebih mendukung keberadaannya atau mengubah/menata ulang dirinya sehingga menjadi lebih bernilai dalam lingkungan tersebut, namun hal ini tentu saja membutuhkan energi dan upaya yang jauh lebih besar.




TIGA TIPE PEMBERI

ilustrasi Rohani: Tiga Tipe Pemberi
Bacaan: Amsal 11:24-26
2 Korintus 9:6-8
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya …- Amsal 11:24
Kita semua tentu pernah memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Hanya saja motivasi kita memberi itu berbeda-beda. Ada yang memberi karena ada pamrih terselubung. Ada juga yang memberi karena terpaksa. Tapi ada juga yang memberi karena ketulusan hati dan ekspresi kasih.
Ada tiga macam pemberi. Si batu api, si spon dan si sarang lebah. Untuk mendapatkan si batu api, Anda harus menghantam dia. Walau sudah dihantam, biasanya Anda hanya mendapat sedikit serpihan dan percikan bunga api. Pelit untuk memberi. Kalau pun mau memberi itu selalu dengan pertunjukan besar-besaran. Pemberi macam ini akan selalu menuntut kalau namanya harus diumumkan dan berharap semua orang tahu.
Ada si spon. Untuk mendapatkan sesuatu dari si spon, Anda harus memerasnya lebih dulu, kalau perlu dengan aksi mengancam segala. Barulah si spon mau memberi. Memberi karena terpaksa. Memberi bukan dari hati.
Yang terakhir adalah pemberi tipe sarang lebah. Sarang lebah senang memberi, tanpa tekanan dan tanpa harus menunggu lebih dulu seseorang merengek-rengek kepadanya. Dia membiarkan madu yang dihasilkan terus mengalir agar orang yang sedang membutuhkannya bisa mendapatkannya. Uniknya, sarang lebah tidak akan pernah kehabisan. Ia akan selalu memberi, memberi dan selalu ada saja madu yang diberikannya, seolah tidak ada habisnya. *
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita pemberi macam bunga api yang selalu gembar-gembor ke sana ke mari untuk mengumumkan kedermawanan kita? Apakah kita pemberi macam spon yang menunggu ditekan dan dipaksa dulu? Ataukah kita seperti sarang lebah yang memberi karena ketulusan? Memberi karena ada iman bahwa yang telah mereka berikan akan segera diganti dengan baru. Berharap bahwa kita semua adalah orang Kristen yang suka memberi. Memberi karena ketulusan dan ekspresi kasih. Hal yang paling unik soal memberi adalah kita tidak akan pernah kekurangan di saat kita memberi. Tak pernah ada orang yang jatuh miskin karena ia memberi. Mengapa? Karena Tuhan selalu menggantinya dengan berkat yang selalu baru.
Apakah kita sudah menjadi pemberi yang tulus?
(Kwik – Paul Lee Tan, Encyclopedia of 7700 Illustrations)
» Ilustrasi Rohani ini diambil dari Renungan Harian Spirit

cHATTING BERSAMA TUHAN

HUMOR ROHANI

TUHAN : Kamu memanggilKu ?
aku : Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?
TUHAN : Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-bincang denganmu.
aku : Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.
TUHAN : Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.
aku : Nggak tau ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikitpun. Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.
TUHAN : Benar sekali. Aktivitas memberimu kesibukan.
TUHAN : Tapi produktivitas memberimu hasil.
TUHAN : Aktivitas memakan waktu, produktivitas membebaskan waktu.
aku : Saya mengerti itu.
aku : Tapi saya tetap tidak dapat menghindarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini.
TUHAN : Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk.
TUHAN : Di era internet ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi, misalnya.
aku : OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?
TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup.
TUHAN : Jalani saja.
TUHAN : Analisalah yang membuatnya jadi rumit.
aku : Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?
TUHAN : Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin.
TUHAN : Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa.
TUHAN : Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.
aku : Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika ada begitu banyak ketidakpastian.
TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.
aku : Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.
TUHAN : Rasa sakit tidak bisa dihindari, tetapi penderitaan adalah sebuah pilihan.
aku : Jika penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?
TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan.
TUHAN : Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api.
TUHAN : Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita.
TUHAN : Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik, bukan sebaliknya.
aku : Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?
TUHAN : Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras.
TUHAN : Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.
aku : Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu?
aku : Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?
TUHAN : Masalah adalah rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental.
TUHAN : Kekuatan dari dalam diri bisa keluar melalui perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.
aku : Sejujurnya, di tengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah...
TUHAN : Jika kamu melihat ke luar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah.
TUHAN : Lihatlah ke dalam.
TUHAN : Melihat ke luar, kamu bermimpi.
TUHAN : Melihat ke dalam, kamu terjaga.
TUHAN :Mata memberimu penglihatan.
TUHAN :Hati memberimu arah.
aku : Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan?
TUHAN : Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain.
TUHAN : Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmusendiri.
TUHAN : Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan.
TUHAN :Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain berkejaran dengan waktu.
aku : Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?
TUHAN : Selalulah melihat sudah berapa jauh saya berjalan, daripada masih berapa jauh saya harus
berjalan.
TUHAN : Selalu hitung yang harus kau syukuri, jangan hitung apa yang tidak kau peroleh.
aku : Apa yang menarik dari manusia?
TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya "Mengapa harus aku?".
TUHAN : Jika mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya "Mengapa harus aku?"
aku : Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya di sini?
TUHAN : Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu.
TUHAN : Berhentilah mencari mengapa saya di sini.
TUHAN : Ciptakan tujuan itu.
TUHAN : Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.
aku : Bagaimana saya bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini?
TUHAN : Hadapilah masa lalumu tanpa penyesalan.
TUHAN : Peganglah saat ini dengan keyakinan.
TUHAN : Siapkan masa depan tanpa rasa takut.
aku : Pertanyaan terakhir, Tuhan.
aku : Seringkali saya merasa doa-doaku tidak dijawab.
TUHAN : Tidak ada doa yang tidak dijawab.
TUHAN : Seringkali jawabannya adalah TIDAK.
aku :Terima kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.
TUHAN :Oke.
TUHAN : Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut.
TUHAN : Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan
TUHAN : masalah untuk diselesaikan.
TUHAN : Percayalah padaKu.
TUHAN : Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.
.........TUHAN has signed out

OBAT MUJARAB

Apa persamaan dan perbedaan antara penyakit demam berdarah dan flu
burung? Persamaannya adalah jika tidak segera diobati, keduanya dapat
membawa kematian bagi si penderita. Perbedaannya, demam berdarah sudah
ada obatnya, sedangkan flu burung belum ada obatnya. Berdasarkan
perbedaan tersebut, maka orang cenderung merasa "lebih tenang" jika
terserang demam berdarah dibanding jika terserang flu burung. Padahal
dulu ketika obat demam berdarah belum ditemukan, di mana-mana orang
sangat takut terhadap penyakit ini. Ya, demam berdarah tetaplah sebuah
penyakit yang mematikan. Kenyataan ini tidak berubah. Hanya, pada
zaman sekarang para ahli sudah menemukan obat untuk penyakit ini.

Demikian juga dengan dosa. Pada kenyataannya, dosa adalah penyakit
rohani yang mematikan karena akan membawa si penderita masuk kepada
hukuman kekal. Buktinya dapat dilihat pada waktu Tuhan Yesus
menanggung dosa manusia di atas kayu salib. Dosa telah membuat Dia
ditinggalkan oleh Allah Bapa (ayat 46). Dan, hukuman ini jauh lebih
berat dibanding hukuman salib itu sendiri. Akan tetapi, syukur kepada
Allah karena dari peristiwa salib itulah kita menemukan "obat paling
manjur" yang dapat menghapuskan dosa kita.

Kedua, walaupun "obat" penghapus dosa sudah ditemukan di dalam
Kristus, bukan berarti kita boleh tetap merasa tenang jika berbuat
dosa. Sebab pada esensinya dosa tetaplah penyakit rohani yang serius
di mata Allah. Penyakit rohani yang harus segera dibereskan sebelum
terlambat. Kiranya setiap kita menikmati ampuhnya "obat" dari Kristus
itu —RY

INGAT, UPAH DOSA ADALAH MAUT TETAPI DARAH KRISTUS ADALAH PENGHAPUSNYA


e-RH versi web: http://www.glorianet.org/rh/042009/20.html
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2009/04/20/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+27:45-55

Matius 27:45-55

45 Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu
sampai jam tiga.
46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli,
Eli, lama sabakhtani?"* Artinya: /Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku?
47 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia
memanggil Elia."
48 Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga
karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya
pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum.
49 Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat,
apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia."
50 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-
Nya.
51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke
bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
52 dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah
meninggal bangkit.
53 Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu
masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
54 Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi
sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah
terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."
55 Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu
perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk
melayani Dia.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+28-30

MEMBERI KEJUTAN

Seusai perang, seorang tentara pulang tanpa memberitahu keluarganya.
Belasan jam ia naik pesawat melintasi samudra, lalu menempuh
perjalanan darat seharian. Setelah membeli bunga untuk istrinya, ia
naik bus sampai di depan rumah. Ia terkejut melihat di atas pintu
rumah ada spanduk bertuliskan "Selamat datang, Papa!" Begitu membuka
pintu, istri dan anak-anaknya berlarian memeluknya. Dengan haru ia
bertanya: "Dari mana kalian tahu aku pulang pagi ini?" Istrinya
menjawab: "Aku tidak tahu, tapi aku tahu kamu suka bikin kejutan.
Jadi, begitu mendengar berita bahwa perang usai, tiap pagi kami
menunggumu. Kami juga mau memberimu kejutan!"

Sebuah kejutan bertujuan menyenangkan hati. Melaluinya, kita
mengungkapkan betapa istimewanya kekasih kita. Kidung Agung 1
menceritakan sepasang mempelai yang saling memuji dengan kalimat yang
menggugah hati. Mengejutkan. Sang suami mengatakan istrinya begitu
cantik hingga pantas dihadiahi perhiasan emas (ayat 9-11). Sang istri
berkata suaminya bagai parfum terharum yang kehadirannya menyegarkan
(ayat 12-14). Sang suami memuji keindahan mata istrinya (ayat 15).
Lalu si istri memuji ketampanan suaminya dan kerja kerasnya dalam
membangun rumah idaman bagi keluarga (ayat 16,17). Lewat pujian,
masing-masing berkata bahwa pasangannya luar biasa!

Kapan terakhir kali Anda membuat kejutan bagi pasangan atau sahabat
terkasih? Entah berupa bingkisan, pujian, pelukan, atau sikap yang
penuh perhatian. Sebuah kejutan dapat memperkokoh relasi. Bukankah
orang istimewa layak diperlakukan istimewa juga? —JTI

SEBUAH KEJUTAN SEDERHANA
BISA MEMBUAT KEKASIH KITA MERASA ISTIMEWA


e-RH versi web: http://www.glorianet.org/rh/042009/25.html
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2009/04/25/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kidung Agung+1:9-17

Kidung Agung 1:9-17

9 --Dengan kuda betina dari pada kereta-kereta Firaun kuumpamakan
engkau, manisku.
10 Moleklah pipimu di tengah perhiasan-perhiasan dan lehermu di
tengah kalung-kalung.
11 Kami akan membuat bagimu perhiasan-perhiasan emas dengan manik-
manik perak.
12 --Sementara sang raja duduk pada mejanya, semerbak bau narwastuku.
13 Bagiku kekasihku bagaikan sebungkus mur, tersisip di antara buah
dadaku.
14 Bagiku kekasihku setangkai bunga pacar di kebun-kebun anggur En-
Gedi.
15 --Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau,
bagaikan merpati matamu.
16 --Lihatlah, tampan engkau, kekasihku, sungguh menarik; sungguh
sejuk petiduran kita.
17 Dari kayu aras balok-balok rumah kita, dari kayu eru papan
dinding-dinding kita.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+43-45


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Tetap BERKECUKUPAN

Berilah persembahan jika Anda ingin gereja ini tetap berdiri." Kalimat
ini ditulis dekat kotak persembahan, di sebuah gereja tua di Eropa.
Memprihatinkan! Gereja bersejarah ini kekurangan uang karena
anggotanya terus berkurang. Hanya segelintir orang tua yang masih
setia berbakti di sana. Generasi mudanya telah pergi. Kesulitan makin
terasa di tengah krisis keuangan global ini. Saat penghasilan orang
pas-pasan, siapa rela memberi persembahan?

Pada masa keuangan seret, wajar jika orang membuat skala prioritas.
Yang dianggap terpenting didahulukan, yang lain terpaksa diabaikan.
Begitulah juga sikap janda di Sarfat ketika Nabi Elia datang minta
dibuatkan roti. Mulanya ia menolak karena tepung miliknya tinggal
segenggam lagi. Hanya cukup untuk dimakan berdua bersama anaknya. Ini
prioritas pertama! Namun, Elia memberinya janji ilahi. Jika sang janda
berani membalik prioritasnya—mendahulukan pemberian untuk sang hamba
Tuhan, tepung itu tak akan habis. Janji ini tampaknya tak masuk akal,
tetapi sang janda mengimani. Mukjizat pun terjadi. Ia bisa memberi,
tetapi tetap berkecukupan!

Kisah ini bicara tentang pemeliharaan Allah. Hidup matinya kita tidak
melulu bergantung pada apa yang kita miliki, tetapi pada apa yang
Tuhan beri. "Carilah dahulu kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Jika Tuhan
ditempatkan sebagai prioritas pertama, masakan Dia menempatkan kita
sebagai prioritas terakhir-Nya? Jadi, meski zaman ini tampak begitu
sulit, jangan sampai kehilangan kemurahan hati! —JTI

JIKA TUHAN DIDAHULUKAN
JANGAN KHAWATIR AKAN APA YANG KITA PERLUKAN


e-RH versi web: http://www.glorianet.org/rh/042009/26.html
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2009/04/26/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Raja-raja+17:7-16

1 Raja-raja 17:7-16

7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab
hujan tiada turun di negeri itu.
8 Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan
diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda
untuk memberi engkau makan."
10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke
pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang
mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya:
"Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah
ambil juga bagiku sepotong roti."
12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup,
sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam
tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan
sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api,
kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku,
dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah,
buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu
bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah
kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan
itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan
berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka
bumi."
15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan
Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat
makan beberapa waktu lamanya.
16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli
itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan
perantaraan Elia.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+46-48


e-RH(c)

KASIHILAH MUSUHMU

KASIHILAH MUSUHMU



Seorang pendeta memarahi seorang anggota jemaat yang juga seorang pemabuk. Ia berkata, "Joe, wiski merupakan musuhmu yang terbesar. Jauhilah sedapat mungkin."
"Bukankah anda berkata di dalam khotbahmu bahwa kita harus mengasihi musuh kita?"
"Tentu", jawab pendeta, "namun aku tak pernah mengatakan bahwa anda harus menelannya."
Joyful Noiseletter
{"Kumpulan Ilustrasi & Humor Rohani I", Kelompok Kerja Reflecta 2001)