Senin, 11 Februari 2013

Tetap BERKECUKUPAN

Berilah persembahan jika Anda ingin gereja ini tetap berdiri." Kalimat
ini ditulis dekat kotak persembahan, di sebuah gereja tua di Eropa.
Memprihatinkan! Gereja bersejarah ini kekurangan uang karena
anggotanya terus berkurang. Hanya segelintir orang tua yang masih
setia berbakti di sana. Generasi mudanya telah pergi. Kesulitan makin
terasa di tengah krisis keuangan global ini. Saat penghasilan orang
pas-pasan, siapa rela memberi persembahan?

Pada masa keuangan seret, wajar jika orang membuat skala prioritas.
Yang dianggap terpenting didahulukan, yang lain terpaksa diabaikan.
Begitulah juga sikap janda di Sarfat ketika Nabi Elia datang minta
dibuatkan roti. Mulanya ia menolak karena tepung miliknya tinggal
segenggam lagi. Hanya cukup untuk dimakan berdua bersama anaknya. Ini
prioritas pertama! Namun, Elia memberinya janji ilahi. Jika sang janda
berani membalik prioritasnya—mendahulukan pemberian untuk sang hamba
Tuhan, tepung itu tak akan habis. Janji ini tampaknya tak masuk akal,
tetapi sang janda mengimani. Mukjizat pun terjadi. Ia bisa memberi,
tetapi tetap berkecukupan!

Kisah ini bicara tentang pemeliharaan Allah. Hidup matinya kita tidak
melulu bergantung pada apa yang kita miliki, tetapi pada apa yang
Tuhan beri. "Carilah dahulu kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Jika Tuhan
ditempatkan sebagai prioritas pertama, masakan Dia menempatkan kita
sebagai prioritas terakhir-Nya? Jadi, meski zaman ini tampak begitu
sulit, jangan sampai kehilangan kemurahan hati! —JTI

JIKA TUHAN DIDAHULUKAN
JANGAN KHAWATIR AKAN APA YANG KITA PERLUKAN


e-RH versi web: http://www.glorianet.org/rh/042009/26.html
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2009/04/26/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Raja-raja+17:7-16

1 Raja-raja 17:7-16

7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab
hujan tiada turun di negeri itu.
8 Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan
diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda
untuk memberi engkau makan."
10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke
pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang
mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya:
"Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah
ambil juga bagiku sepotong roti."
12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup,
sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam
tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan
sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api,
kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku,
dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah,
buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu
bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah
kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan
itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan
berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka
bumi."
15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan
Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat
makan beberapa waktu lamanya.
16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli
itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan
perantaraan Elia.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+46-48


e-RH(c)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar